Pengalaman Adalah Guru Yang Terbaik, dan Guru Adalah Pengalaman Yang Terbaik

Kamis, 09 Agustus 2012

Memahami Fisika Tanpa Rumus Yang Asyik Dan Menyenangkan


“The basic goal of physics is not mathematical elegant or even the achievement of tenure,
but learning the truth about the world around us”
Philip W. Anderson,
Physics Today
43 (2), 9 (1990)



Sekali lagi pertanyaan-pertanyaan yang sama ketika memasuki kelas baru di tahun pelajaran baru saya temukan lagi. “Gimana sih Pak  supaya bisa Fisika?” atau “Fisika kok susah ya Pak?”.  Pertanyaan yang hampir selalu dilontarkan oleh peserta didik, ketika saya mengajar Fisika. Mungkin sudah takdir bagi saya sebagai seorang guru Fisika. Atau mungkin karena saya saja yang kurang pandai mengajarnya. Dan atas pertanyaan itu sampai saat ini belum ada jawaban yang saya lontarkan paling cuma berkomentar sedikit, tapi saya pikir belum sampai kepada inti permasalahannya. Paling cuma jawaban klise begini: “Fisika itu nggak sulit, asal….”

Selama ini Fisika masih dianggap keliru oleh banyak orang. Mereka masih menganggap Fisika sebagai pelajaran yang sangat sulit dimana kita haruslah menghafal rumus, rumus, dan lagi-lagi rumus. Mencoba untuk mengingat tujuh tahun yang lalu, terasa begitu bangganya ketika saya sanggup untuk menurunkan rumus-rumus hingga ketemu rumus baru yang tidak tanggung-tanggung hingga satu papan tulis. Wuih, terasa saya menjadi yang terpandai dalam kelas tersebut J. Tetapi dalam kenyataannya hanya beberapa siswa saja yang mampu menyerap ilmu yang saya tularkan, terutama bagi siswa-siswa yang memiliki tingkat kecerdasan lebih.

Beberapa trik dan solusi mudah belajar dan memahami Fisika coba saya berikan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, namun tetap saja hasilnya kurang memuaskan saya. Tetap saja yang menyukai Fisika hanyalah ”itu-itu saja”. Hingga suatu hari penulis mengikuti pelatihan Fisika di luar kota yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan PRIMAGAMA dengan pemateri alumni Surya Institute (Prof. Yohanes Surya) tentang Fisika Tanpa Rumus. Terasa begitu indahnya memahami Fisika dengan mudah.

Seperti contoh, ketika saya tanyakan kepada siswa-siswa saya yang baru naik kelas VIII (delapan) tentang besaran-besaran yang termasuk dalam besaran pokok, semuanya tertunduk dan tidak berani menjawab karena memang lupa. Tetapi setelah saya berikan motivasi belajar dan penyelesaian mudah, ada sedikit motivasi (terus berkembang) dalam diri para siswa. Saya mencontohkan untuk menjawab pertanyaan tadi dengan menggunakan kata ”PWI SuKA MaJu”. P untuk panjang, W untuk Waktu, I untuk intensitas cahaya, Su untuk suhu, KA untuk kuat arus listrik, Ma untuk massa, dan Ju untuk jumlah zat. Walaupun tidak urut, tetapi ketujuh besaran tercakup di dalamnya.

Sebagai contoh, kita simak soal tentang gerak di bawah ini.

Perhatikan gambar di bawah ini. Mobil A bergerak berlawanan dengan mobil B masing-masing dengan kecepatan 20 m/s dan 10 m/s. Hitunglah kapan kedua mobil tersebut bertemu jika jarak awal kedua mobil 2100 m?

             A                                                         B

Jawab :
SA + SB = 2100
VA .  t + vB . t = 2100
20 . t + 10 . t = 2100
30 . t = 2100
t = 70 detik

Apabila kita perhatikan penyelesaian dengan rumus di atas akan membuat siswa dengan kemampuan biasa-biasa saja akan merasa kesulitan karena rumus yang ada adalah rumus logika yang dikembangkan sesuai dengan bentuk soal dan operasi Matematika yang rumit.

Sekarang, mari kita perhatikan penyelesaian soal di atas dengan menggunakan Fisika Tanpa Rumus.

Mobil A bergerak dengan kecepatan 20 m/s, artinya dalam 1 detik mobil A bergerak sejauh 20 m. Mobil B bergerak dengan kecepatan 10 m/s, artinya dalam 1 detik mobil B bergerak sejauh 10 m. Sehingga dalam 1 detik, jarak yang ditempuh kedua mobil adalah 30 m. Artinya, jika jarak awal kedua mobil 2.100 m, maka kedua mobil akan bertemu (berpapasan) dalam 2.100 / 30 = 70 detik.

Lebih mudah, kan?

Fisika Tanpa Rumus yang awalnya dikemukakan oleh Prof. Yohanes Surya, menyadarkan saya bahwa, mestinya seorang guru mampu menunjukkan kepada siswanya betapa mudah dan indahnya Fisika. Seorang guru mampu menunjukkan betapa enak dan rileksnya belajar Fisika. Seorang guru mampu mengantar siswanya mengerti berbagai fenomena alam lewat Fisika dengan begitu sederhananya.

Prof. Yohanes Surya pernah mengatakan bahwa, Fisika yang mudah adalah Fisika yang tanpa rumus. Pernyataan ini menarik sekali. Ya sangat menarik! Kenapa? Menariknya karena, Prof. Yohanes Surya tidak (berani) berkata “Fisika yang tanpa Matematika”. Dari perkataannya ini, saya dapat mengatakan bahwa keberadaan Fisika itu bergantung pada keberadaan Matematika. Tanpa Matematika, Fisika tak akan bisa berbuat banyak. Walaupun, Matematika yang harus ”menyesuaikan” dengan alam Fisika bukan alam Fisika yang ”ikut” Matematika. Prof. Yohanes Surya pun pernah mengemukakan bahwa salah satu dampak dari adanya olimpiade Fisika adalah terciptanya pengembangan pengajaran Fisika yang asyik dan menarik yaitu dengan menggunakan rumus sesedikit mungkin (atau tanpa rumus) dalam mengerjakan soal-soal Fisika. Lalu, perkataan “Fisika tanpa rumus” itu maksudnya apa? Saya pikir maksudnya adalah:pengerjaan atau penjelasan atau penyelesaian soal-soal / masalah Fisika yang (hampir) tanpa melibatkan simbol-simbol Matematika. Atau dengan kata lain, pembelajaran Fisika yang lebih mengacu pada pendekatan yang digunakan, yaitu penguasaan konsep-konsep Fisika.

Maka bisa saya katakan bahwa, ”SMART Solution For SMART Student”.

Silakan pilih! Lebih suka “Fisika yang pakai rumus” atau “yang tanpa rumus”? Kalau saya sih dua-duanya suka.

0 komentar: