Fisika
adalah salah satu pelajaran yang menjadi momok bagi siswa. Ketika siswa
mengetahui ada pelajaran Fisika, maka siswa sudah takut dan jadi tidak
senang terhadap pelajaran tersebut. Bayangan siswa, Fisika
selalu identik dengan rumus- rumus dan angka-angka yang membuat pusing
tujuh keliling. Dengan kondisi seperti ini maka ketika guru masuk ke
dalam kelas, siswa sudah tidak bersemangat, bahkan sudah merasa tidak
bisa.
Ini adalah tugas berat guru untuk membuat siswa senang dan dapat
menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran fisika dengan senang,
tidak terbebani, dan merasakan bahwa fisika itu mudah. Tidak terkecuali
pada materi “Gerak Lurus Berubah Beraturan”,
kalau kita perhatikan, kita akan berkutat dengan persamaan yang
memusingkan dan susah untuk diaplikasikan. Untuk siswa yang pandai saja
susah untuk dipahami, apalagi untuk siswa yang kemampuannya sedang, dan
rendah. Kesulitan yang dihadapi siswa pada materi “Gerak lurus Berubah Beraturan” antara lain:
- Siswa kesulitan memahami persamaan yang ada.
- Siswa kurang dapat memilih persamaan yang digunakan dengan tepat dan cepat.
- Pada soal pengembangan, siswa kurang dapat mengkombinasikan rumus.
- Siswa kesulitan menerapkan lebih dari dua persamaan dalam satu soal.
Dari fakta yang ada tersebut, saya mencoba menerapkan metode Fisika Gasing yang dikembangkan oleh Yohanes Surya,
untuk membuat materi fisika lebih mudah dan mengasyikkan. Metode ini
hanya bermodalkan kemampuan dasar hitung siswa, yaitu tambah, kurang,
kali dan bagi. Dengan metode ini siswa tidak perlu menghafalkan rumus
yang ada, dan siswa hanya diajari bermain logika dan hitungan. Apabila
siswa sudah menguasai konsep dasar Gerak Lurus Berubah Beraturan,
maka sesulit apapun soal disajikan, maka akan dengan mudah dikerjakan.
Berikut ini saya sajikan contoh soal, dan penyelesaian soal dengan
menggunakan persamaan serta metode gasing. Kita akan dapat membandingkan mana yang lebih mudah dipahami oleh siswa.
Contoh soal:
1. Sebuah
mobil bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Kemudian dipercepat, sehingga
dalam 5 detik kecepatannya menjadi 30 m/s. Berapakah percepatan dan
jarak yang ditempuh?
Penyelesaian:
Menggunakan rumus
- Diketahui: v0 = 10 m/s v = 30 m/s t = 5 detik
- Ditanya: a (percepatan) dan s (jarak )
- Jawab: Untuk menyelesaikan soal tersebut kita harus tahu dulu bahwa v = v0 + a.t
- Sehingga a = ( v – v0 )/t = ( 30 – 10 )/5 = 20/5 = 4 m/s2
- Jarak s = v0. t + ½ a.t2 = 10 . 5 + ½. 4. 52 = 50 + 50 = 100 m
Metode Fisika Gasing
- Mula-mula kecepatan 10 m/s, menjadi 30 m/s, dalam 5 detik.
- 5 detik bertambah ( 30-10 = 20 m/s)
- Berarti kalau 1 detik kecepatannya bertambah 20/5 = 4 m/s
- Maka percepatannya a = 4 m/s2
- Untuk menghitung jarak tempuh: S = (10 x 5 + 30 x 5 )/2 S = ( 50 + 150 )/2 = 200/2 = 100 m.
Keterangan: jarak dihitung dengan cara kecepatan awal dikalikan waktu, ditambah kecepatan akhir dikalikan waktunya dibagi dua.
2. Motor
dari keadaan diam dipercepat dengan percepatan 2 m/s, sehingga
kecepatannya menjadi 12 m/s. Berapakah waktu yang diperlukan, dan
berapak jarak yang ditempuh?
Penyelesaian:
a. Menggunakan rumus:
- Diketahui:v0 = 0 m/s v = 12 m/s a = 2 m/s2
- Ditanya: t ( waktu) dan s (jarak)
- Jawab:
- Kita harus pilih salah satu rumus yaitu: v = v0 + a.t
- Sehingga t = ( v – v0)/a = (12 – 0)/2 = 6 detik.
- Jaraknya: dari persamaan v2 = v02 + 2.a.s
- S = (v2 – v02)/2a
- S = ( 122 – 0)/(2.2)
- S = 144/4 = 36 meter.
b. Metode Fisika Gasing:
- a = 2 m/s2 artinya 1 detik kecepatan bertambah 2 m/s
- maka agar kecepatan bertambah 12 m/s, waktunya t = 12/2 = 6 detik.
- Untuk menghitung jarak tempuh:
S = (0 x 6 + 12 x 6 )/2
S = ( 0 + 72 )/2 = 72/2 = 36 meter.
Dari
dua contoh soal diatas dapat kita bandingkan bahwa untuk cara yang
penggunaan rumus, siswa sebelum mengerjakan soal harus tahu terlebih
dahulu mana rumus yang digunakan, dan siswa juga harus mahir memindah
variable, sesuai apa yang ditanyakan. Disinilah siswa akan merasakan
kesulitan dan kebingungan untuk menentukan rumus yang digunakan, sesuai
dengan apa yang diketahui didalam soal.
Pada
metode Fisika Gasing, siswa tidak perlu sama sekali menghafalkan rumus
yang digunakan. Siswa hanya diajarkan perkalian, pembagian, penjumlahan
dan pengurangan. Dengan cara seperti itu, maka pemahaman siswa akan
lebih mudah, dan siswa tidak terbebani dengan rumus-rumus fisika yang
menakutkan. Dengan metode ini siswa akan merasa enak, dan senang belajar
fisika, karena tidak perlu lagi menghafalkan rumus yang banyak. Dari
hasil yang dicapai siswa, sudah terbukti dari hasil ulangan yang lebih
baik hasilnya dari pada siswa yang menggunakan rumus untuk menyelesaikan
soal. Siswa juga senang dan cepat mengerti ketika diberi materi tentang
“Gerak Lurus Berubah Beraturan”.
Demikian,
Semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat, dan dapat membuat
pemahaman bahwa Fisika itu sulit dan menakutkan akan dapat kita
hilangkan.
0 komentar:
Posting Komentar