kurasakan getar di dada ketika ku dekat denganmu
ingin ku pegang kedua tangannya seraya ku rasakan rasa
ini
ternyata setan telah bisikkan rayuannya padaku
hingga akhirnya perzinahan ku lakukan
(Naudzubillahi mindzalik)
Pada beberapa waktu yang lalu, penulis dikejutkan oleh pengakuan dari dua
siswi sebuah sekolah menengah pertama yang mengatakan bahwa ia sudah tidak
virgin lagi. Mereka telah menggadaikan kesuciannya atas nama cinta. Cinta?
Cinta yang mana? Cinta adalah sesuatu yang sakral yang di dalamnya penuh kasih
sayang dan pengorbanan. Cinta bukanlah nafsu. Cinta adalah tulus untuk
memberikan yang terbaik kepada orang yang dicintai.
Di tengah-tengah lautan ganas dengan ombak yang menggulung itu seorang muslim merasa takut fitnah mengenai dirinya disebabkan oleh tersebarnya Syubuhat (hal-hal remang) dan banyaknya syahwat hawa nafsu.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesunggunya
di hadapan kalian akan banyak fitnah bagaikan malam gelap gulita, seseorang
menjadi mu’min di pagi hari dan menjadi kafir di sore hari, menjadi mu’min di
sore hari dan menjadi kafir di pagi hari.” [H.R. Abu Daud]
Di antara bahaya terbesar yang mengancam seorang wanita muslimah adalah pengaruh nafsu seks dan terbukanya pintu syahwat di hadapan dan dalam gapaian mereka. Disebabkan oleh permulaan-permulaan yang dianggap remeh, tetapi bisa menggelincirkannya ke dalam perbuatan zina yang diharamkan itu.
Iman Ahmad -Rahimahullah- berkata: “Saya tidak tahu adanya dosa besar setelah bunuh diri melebihi perbuatan zina.”
Allah dan Rasul-Nya
telah mengharamkan perbuatan zina karena kejinya perbuatan ini dan jeleknya
sarana pengantarnya. Allah melarang mendekati sarana dan penyebab zina karena
itu adalah langkah awal sebelum terperosok ke dalamnya. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra’: 32)
“Tidaklah suatu dosa
setelah syirik yang lebih besar di sisi Allah dari setetes air mani yang
diletakkan seorang lelaki pada rahim yang tidak dihalalkan baginya.”
“Dan orang-orang yang
tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak
berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan dosa(nya) (yaitu) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari
kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali
orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal sholeh; maka kejahatan
mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Furqon: 68-70)
Allah mensyaratkan keberuntungan dan keselamatan seorang hamba dengan menjaga kemaluan agar tidak tergelincir pada perbuatan zina. Dan tidak ada jalan menuju ke keselamatan kecuali dengan meninggalkannya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman –hingga ayat- Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali
terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya
mereka dalam hal ini tiada tercela.” (Q.S. Al-Mu’minun: 1-6)
Zina itu kehinaan yang
akan menghancurkan bangunan yang megah, menundukkan kepala yang tinggi,
menghitamkan wajah yang putih dan membisukan lisan yang tajam. Dan itu adalah
kehinaan yang paling sanggup menanggalkan baju kehormatan bagaimanapun luasnya.
Dan juga merupakan kotoran hitam yang bila menimpa suatu keluarga, maka akan
menutupi lebaran-lembaran kehidupannya yang putih dan pandangan matapun tidak
melihat sesuatu kecuali yang hitam dan jelek.
SOLUSI IMANI
Allah berfirman :
”Sungguh akan Kami uji kalian dengan satu hal, entah itu berupa ketakutan, kelaparan,
kemiskinan, kehilangan jiwa dan kekurangan pangan. Namun, kabarkan berita
gembira kepada mereka yang sabar. Yaitu, orang-orang yang menyandarkan diri dan
mengembalikan segala kesusahan itu kepada Allah semata dengan menyadari bahwa
apapun adalah kepunyaan Allah dan akan kembali kepadaNya. Bahwa terhadap mereka
itu akan ada shalawat dan rahmah dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang
yang berhak untuk mendapatkan petunjuk.” (QS Al Baqarah : 155 – 157)
Ya kita tidak perlu memikirkan bentuk pertolongan dari Allah SWT. Yang perlu
kita lakukan sekarang adalah berjalan lurus sesuai dengan petunjukNya di atas
rel ketuhanan (istiqomah) seraya menyerahkan diri sepenuhnya dengan sabar dan
tawakal. Atasilah masalah yang pernah ada tanpa menimbulkan masalah baru.
Untuk kita yang tidak kunjung mendapatkan jalan keluar dari kesulitan ini,
tidak kunjung lepas dari penderitaan, tenggelam dalam kegelapan, tangis dalam
kedukaan, boleh jadi karena kita masih termasuk orang-orang yang belum layak
mendapatkan shalawat, rahmah, dan petunjuk Allah.
berkata Rasulullah,
kesusahan itu satu,
tetapi jika kita mengeluh
ia bertambah menjadi dua
(ust. Yusuf Mansur)
Adalah bohong bagi mereka yang mengaku telah bersabar dan bekerja keras
melakukan hal-hal yang positif lalu kehidupannya belum berubah. Karena,
perubahan kehidupan bagi mereka yang sabar adalah sebuah janji dari Allah.
Janji yang tidak pernah Allah ingkari.
Solusi selanjutnya setelah bermuhasabah adalah ia cukup untuk menyabarkan
hati, menenangkan jiwa dan pikirannya, lalu mengembalikan semua persoalan yang
dihadapinya kepada Allah semata. Ia tinggal menunggu dan pasti suatu saat Allah
akan mengirimkan shalawat, rahmah, dan petunjukNya.
Boleh jadi ada sebagian orang yang tidak kunjung mendapatkan shalawat,
rahmah, dan petunjukNya karena sebenarnya yang mereka butuhkan adalah maghfirah
(ampunan Allah) terlebih dahulu. Ampunan Allah hanya didapat jika kita
memintanya.
Menangis lebih pantas jika Allah tidak lagi menampakkan
wajahNya
tidak sopan kita masih tertawa ketika Allah tidak kunjung
mengulurkan tanganNya
menjawab segala doa yang kita panjatkan
Dengan demikian solusinya adalah bertaubat terlebih dahulu kemudian
bersabar, baru yang terakhir adalah mengharapkan shalawat, rahmah, dan
petunjukNya. Semoga Allah senantiasa mencatat kita sebagai orang-orang yang
layak mendapatkan ampunan dan kasih sayangNya. Amin yaa Rabbal ’Alamin.