Pengalaman Adalah Guru Yang Terbaik, dan Guru Adalah Pengalaman Yang Terbaik

Selasa, 15 Mei 2012

Penciptaan Alam Semesta




Keseimbangan Dalam Ledakan

Energi ledakan alam semesta mengimbangi gaya gravitasinya dengan ketepatan yang nyaris tak dapat dipercaya.Dentuman Besar jelasbukanlahsembarang ledakan di masa lalu, namun ledakan dengankekuatan yang dirancang begitu indah.

Lantas, seberapa peka keseimbangan ini? Berapa banyak "selisih" yang mungkin ada di antara dua kekuatan ini?



"Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha-suci Allah Tuhan semesta alam."  (QS. Al A'raaf, 7:54)






Para ilmuwan memperkirakan di seluruh alam semesta terdapat 300 miliar galaksi. Galaksi-galaksi ini memiliki beberapa bentuk berbeda (spiral, elips, dan lain-lain) dan masing-masing memiliki bintang kira-kira sebanyak jumlah galaksi di alam semesta. Salah satu bintang ini, Matahari, memiliki sembilan planet utama yang mengitarinya dalam keserasian yang luar biasa. Seluruh manusia hidup di planet ketiga dihitung dari matahari.

Perhatikan sekitar Anda: Apakah yang Anda lihat tampak seperti sebaran materi yang berserakan tidak karuan? Tentu saja tidak. Namun, bagaimana materi membentuk galaksi-galaksi yang teratur seandainya materi itu tersebar secara acak? Mengapa materi berkumpul di satu titik dan membentuk bintang? Bagaimana keseimbangan yang begitu indah pada tata surya dapat muncul dari ledakan yang dahsyat? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting dan menuntun kita pada pertanyaan yang sesungguhnya yaitu bagaimana alam semesta tersusun setelah Dentuman Besar.

Jika Dentuman Besar benar-benar ledakan yang maha menghancurkan, maka masuk akal untuk memperkirakan bahwa materi akan tersebar ke segala penjuru secara acak. Namun ternyata tidak demikian. Materi hasil Dentuman Besar tersusun menjadi planet, bintang, galaksi, kluster, dan superkluster. Seolah-olah sebuah bom meledak dalam lumbung dan menjadikan seluruh gandum terisikan ke dalam karung, dan tersusun rapi di atas truk, siap untuk dikirimkan, bukannya tersebar acak-acakan ke seluruh penjuru. Fred Hoyle, penentang setia teori Dentuman Besar, mengemukakan keterkejutannya sendiri akan keteraturan ini:

Teori Dentuman Besar menyatakan alam semesta dimulai dengan ledakan tunggal. Namun seperti terlihat pada bagian berikut, sebuah ledakan hanya akan membuat materi terlontar secara acak, namun Dentuman Besar secara misterius memberikan hasil berlawanan dengan materi terkumpul dalam bentuk galaksi-galaksi.

Salah satu teka-teki berhubungan dengan percepatan yang ditimbulkan oleh ledakan. Ketika ledakan terjadi, materi pasti mulai bergerak dengan kecepatan luar biasa tinggi ke segala arah. Namun ada hal lain yang harus diperhatikan dalam hal ini. Pasti ada gaya tarik yang begitu besar di awal ledakan: gaya tarik yang cukup kuat untuk mengumpulkan seluruh alam semesta pada satu titik.

Dua kekuatan berbeda dan saling berlawanan bekerja di sini. Kekuatan dari ledakan, melontarkan materi ke luar dan menjauh, serta kekuatan dari gaya tarik, mencoba menahan kekuatan dari ledakan dan menarik semua materi untuk kembali menyatu. Alam semesta terbentuk karena dua kekuatan ini dalam keseimbangan. Jika kekuatan gaya tarik lebih besar daripada kekuatan ledakan, alam semesta hancur bertabrakan. Jika terjadi sebaliknya, materi akan berpencar ke segala penjuru dan tidak mungkin menyatu kembali.


Paul Davies

Ahli fisika matematis, Paul Davies, Profesor dari Universitas Adelaide di Australia, melakukan perhitungan panjang terhadap keadaan yang harus ada pada saat Dentuman Besar terjadi dan meng-hasilkan angka yang hanya dapat digambarkan sebagai mencengang-kan. Menurut Davies, jika laju pengembangan hanya berbeda lebih dari 10-18 detik saja (satu detik dibagi satu miliar kemudian dibagi satu miliar lagi), alam semesta tidak akan terbentuk.

Davies menjelaskan kesimpulannya:

Pengukuran yang teliti menempatkan laju pengembangan sangat dekat pada nilai kritis sehingga alam semesta dapat bebas dari gaya gravitasi dirinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat maka alam semesta akan hancur bertubrukan, sedikit lebih cepat maka materi kosmik sudah menyebar secara acak sejak dulu. Sangat menarik untuk menanyakan dengan pasti seberapa rumit laju pengembangan ini telah disesuaikan dengan tepat untuk berada pada batas tipis dua kehancuran dahsyat. Jika pada waktu I S (pada saat pola waktu pengembangan telah terbentuk) laju pengembangan berbeda lebih dari 10-18 detik dari semestinya, maka sudah cukup untuk memorak-porandakan keseimbangan y`ng rumit tersebut. Energi ledakan alam semesta mengimbangi gaya gravitasinya dengan ketepatan yang nyaris tak dapat dipercaya. Dentuman Besar jelas bukanlah sembarang ledakan di masa lalu, namun ledakan dengan kekuatan yang dirancang begitu indah.

Lalu, apa yang diindikasikan keseimbangan yang begitu luar biasa ini? Satu-satunya jawaban rasional untuk pertanyaan itu adalah bahwa keseimbangan itu merupakan bukti rancangan sadar dan tidak mungkin ketidaksengajaan. Dr. Davies mengakui sendiri hal ini, meskipun kecenderungannya tetap mengarah pada materialisme:

Sulit untuk menolak bahwa struktur alam semesta sekarang ini, yang tam-pak begitu sensitif terhadap perubahan kecil dalam angka, telah dipikirkan dengan saksama.... nilai-nilai numerik ajaib yang disuguhkan alam untuk konstanta-konstanta dasarnya tetap merupakan bukti yang paling kuat bagi unsur rancangan kosmik.

EMPAT GAYA

Kecepatan Dentuman Besar merupakan salah satu keadaan keseimbangan yang luar biasa pada momen awal penciptaan. Segera setelah Dentuman Besar, gaya-gaya yang menopang dan mengatur alam seme-sta tempat kita tinggal harus "tepat benar" secara numerik, karena kalau tidak, alam semesta tidak akan terbentuk.



Ada "empat gaya dasar" yang dikenali fisika modern. Semua struktur dan gerakan dalam alam semesta diatur dengan keempat gaya ini, yang dikenal sebagai gaya gravitasi, gaya elektromagnetik, gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. Gaya nuklir kuat dan lemah bekerja hanya pada skala atom. Kedua gaya lainnya-gaya gravitasi dan gaya elektromagnetik mengatur kumpulan atom, dengan kata lain "materi". Keempat gaya dasar ini langsung bekerja setelah Dentuman Besar terjadi dan menghasilkan pembentukan atom-atom dan materi.

Paul Davies berkomentar tentang bagaimana hukum-hukum fisika menyediakan kondisi ideal untuk kehidupan manusia:

Kalau saja alam memilih serangkaian angka yang sedikit berbeda, dunia akan menjadi tempat yang sangat berbeda. Barangkali kita tidak akan ada untuk melihatnya…. Penemuan baru tentang kosmos primitif mewajibkan kita menerima bahwa alam semesta yang mengembang telah diatur dalam geraknya dengan suatu ketelitian yang menakjubkan.

Astronomi mengarahkan kita pada sebuah peristiwa unik, alam semesta yang diciptakan dari ketiadaan, alam semesta dengan keseimbangan sangat rumit yang diperlukan untuk menyediakan kondisi tepat bagi kehidupan, dan alam semesta yang mempunyai rencana dasar (bisa dikatakan "super-nasional").

Ilmuwan-ilmuwan yang baru saja dikutip telah menarik kesimpulan penting dari pengamatan mereka. Mengkaji dan memikirkan keseimbangan luar biasa dan keteraturan yang indah dalam rancangan alam semesta tak pelak lagi mengarahkan seseorang pada kebenaran: Di alam semesta, ada rancangan unggul dan keselarasan sempurna. Tidak diragukan lagi, Pembuat rancangan dan keselarasan ini adalah Allah, yang telah menciptakan segalanya tanpa cacat. Dalam salah satu ayat-Nya, Allah menarik perhatian kita pada keteraturan penciptaan alam semesta, yang direnca-nakan, dan diperhi-tungkan dalam setiap detail:

"Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya) dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (QS. Al Furqan, 25: 2) 

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. Al Baqarah, 2:164) 

Melihat Kebenaran Nyata

Sains abad ke-20 telah menunjukkan bukti mutlak bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah. Prinsip antropi yang telah disebutkan sebelumnya mengungkapkan bahwa setiap detail alam semesta telah dirancang bagi manusia untuk hidup di dalamnya dan bahwa tidak mungkin itu terjadi secara kebetulan.

Yang menarik adalah bahwa orang-orang yang menemukan semua ini dan sampai pada kesimpulan bahwa alam semesta tidak mungkin terbentuk tanpa sengaja adalah orang-orang yang sama dengan yang mempertahankan filsafat materialisme. Ilmuwan seperti Paul Davies, Arno Penzias, Fred Hoyle, dan Roger Penrose bukanlah orang-orang yang taat beragama dan mereka tentu saja tidak bertujuan membuktikan keberadaan Allah ketika mereka melakukan pekerjaan mereka. Orang dapat membayangkan bahwa mereka mencapai kesimpulan tentang rancangan alam semesta karena kehendak Mahakuasa yang tidak mereka sadari.



Ahli astronomi Amerika, George Greenstein, mengakui ini dalam bukunya The Symbiotic Universe:

Bagaimana ini bisa terjadi (bahwa hukum-hukum fisika menyesuaikan diri dengan kehidupan)?... Setelah kami meninjau semua bukti, suatu pemikiran berkeras muncul bahwa suatu kekuatan supranatural atau tepatnya, Kekuatan-pasti terlibat. Mungkinkah bahwa tiba-tiba, tanpa diniatkan, kami mendapatkan bukti ilmiah akan kehadiran Dzat Maha Agung? Apakah itu Tuhan yang turun tangan dan berkenan menciptakan kosmos untuk keuntungan kita?

Sebagai seorang ateis, Greenstein mengabaikan kebenaran nyata; walaupun dia tidak bisa mencegah dirinya bertanya-tanya. Di lain pihak, ilmuwan lain yang tidak begitu berprasangka, langsung mengakui bahwa alam semesta pasti telah dirancang khusus untuk umat manusia agar hidup di dalamnya. Ahli astrofisika Amerika, Hugh Ross mengakhiri artikelnya "Design and the Anthropic Principle" dengan kata-kata ini:

Pencipta yang transenden dan cerdas pasti telah menciptakan alam semesta. Pencipta yang transenden dan cerdas pasti telah merancang alam semesta. Pencipta yang transenden dan cerdas pasti telah merancang planet bumi. Pencipta yang transenden dan cerdas pasti telah merancang kehidupan.

Jadi, ilmu pengetahuan membuktikan penciptaan. Tentu saja ada Allah dan Dia menciptakan segalanya di sekeliling kita, terlihat maupun tidak. Dia adalah Pencipta tunggal keseimbangan yang luar biasa mencengangkan dan rancangan langit dan bumi.

Telah sampai pada satu waktu bahwa sekarang materialisme tak lebih dari sistem kepercayaan takhyul, tidak ilmiah. Ahli genetik Amerika Robert Griffiths dengan bercanda menyatakan "Jika kita memerlukan seorang ateis untuk berdebat, saya akan pergi ke jurusan filsafat. Jurusan fisika tidak berguna sedikit pun."

Sebagai ringkasan: Setiap hukum fisika dan setiap konstanta fisik dalam alam semesta telah secara spesifik dirancang untuk memungkinkan manusia ada dan hidup. Dalam bukunya The Cosmic Blueprint, Davies menyatakan kebenaran ini di paragraf terakhir, "Kesan adanya Rancangan sangat mendalam."

Tak diragukan lagi, rancangan alam semesta adalah bukti perwujudan kekuatan Allah. Keseimbangan tepat dan semua manusia dan makhluk lainnya adalah bukti kekuatan agung Allah dan penciptaan. Hasil yang ditemukan oleh ilmu modern hanyalah pengerjaan ulang dari kebenaran yang telah diungkapkan empat belas abad lalu dalam Al Quran.

"Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha-suci Allah Tuhan semesta alam."  (QS. Al A'raaf, 7:54) 



disadur dari buku :